Minggu, 17 April 2011

technologi sediaan padat

PENDAHULUAN


            Teknologi sediaan adalah cara memformulasi atau merancang suatu obat menjadi bentuk sediaan dengan menggunakan teknologi.
Sediaan  Obat adalah  adalah bentuk sediaan yang mengandung zat aktif yang siap digunakan (dikonsumsi). Perkembangan teknologi menyebabkan obat tidak lagi dikonsumsi dalam bentuk zat murninya. Ada banyak manfaat yang dapat diperoleh dengan membuat zat aktif dalam bentuk sediaan, diantaranya adalah penerimaan oleh pasien lebih baik, sehingga orang tidak akan segan lagi meminum obat
Beberapa alasan mengapa obat dibuat sediaan yaitu :
  1. Untuk keamanan penggunaan zat aktif yang merangsang lambung.
  2. Untuk menghilangkan atau mengurangi bau, rasa yang tidak enak.
  3. Memudahkan penggunaan.
  4. Aksebilitas (dapat diterima) oleh pasien
  5. Zat aktif dilepas berlahan-lahan (Drug delivery system )

Ada beberapa pertimbangan terapeutik dalam merancang bentuk sediaan  yaitu :
§      Keadaan penyakit, diberikan obat yang berefek local atau sistemik, yang bekerja cepat, perlahan-lahan atau lambat.
§      Pengguna obat, obat dapat diminum sendiri oleh pasien atau harus dengan bantuan tenaga medis
§      Tempat absorpsi obat. Absorpsi di saluran pencernaan, dioto atau tempat lainnya.
§      Umur pasien, untuk balita dan orang lanjut usia obat berbentuk cairan lebih disukai sedangkan orang dewasa lebih menyukai yang lebih praktis seperti kapsul dan tablet

Rute pemberian obat yang berbeda menyebabkan bentuk sediaan obat yang berbeda pula. Pembicaraan berikut ini akan menjelaskan secara singkat tentang cara pemberian obat yang biasa dan bentuk-bentuk sediaan yang paling banyak digunakan untuk masing-masing

t  Cara Oral
Obat paling sering digunakan dalam pemberian oral Walaupun beberapa obat yang digunakan secara oral dimaksudkan larut dalam mulut, sebagian besar dari obat yang digunakan secara oral adalah ditelan. Sebagian besar dari rute ini dimaksudkan untuk efek sistemik dari obat, yang dihasilkan setelah terjadi absorpsi pada berbagai permukaan sepanjang saluran cerna. Beberapa obat ditelan untuk kerja lokal pada daerah yang terbatas dalam saluran cerna, yang dimungkinkan karena tidak larut atau daya absorpsinya tidak baik.Bentuk sediaan yang populer adalah tablet, kapsul, suspensi dan larutan.

t  Cara Rektal
Obat-obat sering diberikan secara rektal untuk efek lokal dan jarang untuk efek sistemik. Obat-obat yang diberikan secara rektal umumnya diberikan dalam bentuk larutan, suppositoria atau salep.

t  Cara Parenteral
Obat yang diberikan dengan cara parenteral adalah sesuatu yang disuntikkan melalui lubang jarum yang runcing ke dalam tubuh pada berbagai tempat dan dengan bermacam-macam kedalaman. Tiga cara utama dari pemberian parenteral adalah subkutan (SC), Intramuskular (IM) dan intravena (IV) walaupun ada yang lain seperti intrakardiak dan intraspinal.
Preparat-preparat yang dapat disuntikkan biasanya berupa suspensi atau larutan steril dari suatu obat dalam air atau dalam minyak nabati yang sesuai.


t  Cara Epikutan
Obat-obat diberikan secara topical, atau digunakan pada kulit, terutama untuk bekerja pada tempat pemakaian atau untuk efek sistemik dari obat. Secara farmasetik bentuk sediaan yang digunakan adalah salep, krim dan pasta.

t  Cara Okular, Otik dan Nasal
Obat sering dipakai secara topical pada mata, telingan dan selaput lendir hidung. Dalam contoh-contoh ini, salep, suspensi dan larutan adalah yang biasa digunakan.

t  Cara-cara Lainnya
Bentuk sediaan yang lain adalah aerosol dengan partikel yang sangat halus dari cairan atau padatan. Bentuk sediaan ini digunakan dengan menyemprotkan kedalam mulut atau hidung. Rute yang lain adalah melalui vagina dan ureter.

Sediaan obat berdasarkan wujudnya dibagi atas padat, cair dan semi padat. Teknologi sediaan I ini membahas tentang sediaan padat, tetapi tidak secara keseluruhan  yang hanya akan dibahas adalah tablet dan suppositoria

STUDI PRAFORMULASI

Studi Praformulasi adalah langkah awal dalam memformulasi, yang mengkaji, dan mengumpulkan keterangan-keterangan dasar tentang sifat kimia fisika dari zat aktif bila dikombinasikan dengan zat atau bahan tambahan menjadi suatu bentuk sediaan farmasi yang stabil, efektif dan aman. Studi ini mengahruskan seorang formulator harus mengetahui apakah zat aktif tersebut cocok atau tidak incomp  (ketidak bercampuran) dengan zat aktif
Penelitian atau pemeriksaan sifat-sifat fisik dan kimia zat aktif tersendiri dan jika dikombinasikan dengan zat lain merupakan data-data studi praformulasi. Data-data tersebut meliputi:
@ Sifat Fisika
1.      Uraian Fisik
Uraian fisik dari suatu obat sebelum pengembangan bentuk sediaan penting untuk dipahami, kebanyakan zat obat yang digunakan sekarang adalah bahan padat. Kebanyakan obat tersebut merupakan senyawa kimia murni yang berbentuk amorf atau kristal. Obat cairan digunakan dalam jumlah yang lebih kecil, gas bahkan lebih jarang lagi.
2.      Pengujian Mikroskopik
Pengujian mikroskopik dari zat murni (bahan obat) merupakan suatu tahap penting dalam kerja (penelitian) praformulasi. Ia memberikan indikasi (petunjuk ukuran partikel dari zat murni seperti juga struktur kristal. Fotomikrograf dari lot-lot batch awal dan berikutnya dari zat murni dapat memberikan informasi penting jika masalah timbul dalam pemrosesan formulasi, diakibatkan oleh perubahan-perubahan dalam karakteristik partikel atau Kristal dari obat tersebut.
3.      Ukuran Partikel
Sifat-sifat fisika dan kimia tertentu dari zat obat dipengaruhi oleh distribusi ukuran partikel, termasuk laju disolusi obat, bioavailabilitas, keseragaman isi, rasa, tekstur, warna dan kestabilan. Tambahan pula, sifat-sifat seperti karateristik aliran dan laju sedimentasi juga merupakan factor-faktor penting yang berhubungan dengan ukuran partikel. Ukuran partikel dari zat murni dapat mempengaruhi formulasi dan kemanjuran produk. Khususnya efek ukuran partikel terhadap absorpsi obat. Keseragaman isi dalam bentuk sediaan padat sangat tergantung kepada ukuran partikel dan distribusi bahan aktif pada seluruh formulasi yang sama.


4.      Koefisien Partisi dan Konstanta Disosiasi
Untuk memproduksi suatu respon biologis molekul obat pertama-tama harus menyeberangi sutau membrane biologis yang bertindak sebagai pembatas lemak. Kebanyakan obat yang larut lemak akan menyeberang dengan proses difusi pasif sedangakn yang tidak larut lemak akan menyeberangi pembatas lemak dengan transport aktif. Karena hal ini maka perlu mengetahui koefisien partisi dari suatu obat. Khusus untuk obat yang bersifat larut air maka perlu pula diketahui konstanta disosiasi agar diketahui bentuknya molekul atau ion. Bentuk molekul lebih muda terabsorpsi daripada bentuk ion.
5.      Polimerfisme
Suatu formulasi yang penting adalah bentuk kristal atau bentuk amorf dari zat obat tersebut. Bentuk-bentuk polimorfismebiasanya menunjukkan sifat fisika kimia yang berbeda termasuk titik leleh dan kelarutan. Bentuk polimorfisme ditunjukkan oleh paling sedikit sepertiga dari senua senyawa-senyawa organic.
6.      Kelarutan
Suatu sifat kimia fisika yang penting dari suatu zat obat adalah kelarutan, terutama kelarutan sistem dalam air. Suatu obat harus memiliki kelarutan dalam air agar manjur dalam terapi. Agar suatu obat masuk kedalam sistem sirkulasi dan menghasilkan suatu efek terapeutik, obat pertama-tema harus berada dalam bentuk larutan. Senyawa-senyawa yang relative tidak larut seringkali menunjukkan absorpsi yang tidak sempurna atau tidak menentu.
7.      Disolusi
Perbedaan aktivitas biologis dari suatu zat obat mungkin diakibatkan oleh laju disolusi. Laju disolusi adalah waktu yang diperlukan bagi obat untuk melarut dalam cairan pada tempat absorpsi. Untuk obat yang diberikan secara oral dalam bentuk padatan, laju disolusi adalah tahap yang menentukan laju absorpsi. Akibatnya laju disolusi dapat mempengaruhi onset, intensitas dan lama respon serta bioavailabilitas.
8.      Kestabilan
Salah satu aktivitas yang paling penting dalam praformulasi adalah evaluasi kestabilan fisika dari zat obat murni. Pengkajian awal dimulai dengan menggunakan sampel obat dengan kemurnian yang diketahui. Adanya pengotoran akan menyebabkan kesimpulan yang salah dalam evaluasi tersebut.

@ Sifat Kimia
1.      Kestabilan
Pengkajian praformulasi yang dihubungkan dengan fase praformulasi termasuk kestabilan obat itu sendiri dalam keadaan padat, kestabilan fase larutan dan kestabilan dengan adanya bahan penambah.
Penyelidikan awal dimulai dengan pengetahuan tentang struktur kimia obat yang mengizikan mengantisipasi reaksi degradasi yang mungkin terjadi.
Ketidak stabilan kimia dari zat obat dapat mengambil banyak bentuk, karena obat-obat yang digunakan sekarang adalah dari konstituen kimia yang beraneka ragam. Secara kimia, zat obat adalah alcohol, fenol, aldehid, keton, ester-ester, asam-asam, garam-garam, alkaloid, glikosida, dan lain-lain. Masing-masing dengan gugus kimia relative yang mempunyai kecenderungan berbeda terhadap ketidak stabilan kimia. Secara kimia proses kerusakan yang paling sering meliputi hidrolisis dan oksidasi.

Data  dari praformulasi tidak selamanya harus dicoba atau diteliti, akan tetapi dapat diperoleh dari literature. Studi praformulasi pada dasarnya berguna untuk menyiapkan dasar yang rasional untuk pendekatan formulasi, Untuk memaksimalkan kesempatan keberhasilan memformulasi produk yang dapat diterima oleh pasien dan akhirnya menyiapkan dasar untuk mengoptimalkan produksi obat dari segi kualitas dan performa.


TABLET

Definisi:
Menurut FI Edisi III 1979,
      Tablet adalah sediaan padat kompak dibuat secara kempa cetak, dalam bentuk pipih atau sirkula, kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung satu atau lebih zat aktif, dengan atau tanpa zat tambahan.
Edisi IV, Tablet adalah sediaan yang mengandung bahan obat dengan atau tanpa zat pengisi  yang dibuat secara kempa.

Berdasarkan atas beberapa defenisi dari berbagai literature maka tablet dapat didefenisikan sebagai suatu bentuk sediaan padat yang kompak, benrbentuk pipih atau sirkula, permukaanya rata atau cembung, mengandung satu atau lebih bahan obat, dengan atau tanpa bahan tambahan dan dibuat dengan cara dicetak atau dikempa.

Keuntungan Bentuk Sediaan Tablet,
Yaitu antara lain:
1.      Volumenya kecil, sehingga mudah mengemas, menyimpan, atau membawanya.
2.      Tablet mengandung zat aktif yang seragam
3.      Dapat mengandung zat aktif besar tetapi volumenya kecil, sehingga mudah diberikan kepada anak-anak
4.      Stabilitas kimia, mekanik dan mikrobiologinya tinggi dibandingkan dengan sediaan lainnya
5.      Rasa dan bau yang tidak enak akan berkurang , karena langsung ditelan, sehingga kontak dengan selaput lendir (mulut) tidak lama
6.      Tablet dapat disalut dengan tujuan untuk melindungi zat aktif, menutupi rasa dan bau yang tidak enak atau untuk terapi enterik.
7.      Pelepasan zat aktif dapat diatur atau tempat hancur  dapat diatur.
8.      Dapat dibuat secara besar-besaran sehingga dapat menurunkan harga.
9.      Cara pemakaiannya mudah.
10.  Pemberian tanda pengenal produk pada tablet lebih mudah karena tidak memerlukan langkah pengerjaan tambahan bila menggunakan permukaan pencetak.
11.  Tablet tersedia dalam berbagai dosis dan konsentrasi.
12.  Regimen dosis dari pasien dapat dipertahankan oleh pasien sendiri sesuai anjuran dokter.

Kerugian Sediaan Tablet,
Yaitu antara lain:
  1. Zat aktif yang cair atau higroskopis sukar diformulasikan  karena memerlukan prosedur lama untuk membuat tabletnya.
  2. Cara pembuatannya cukup rumit, zat tambahan, pabrikasi dan alat-alat yang digunakan
  3. Tidak dapat diberikan untuk  penderita yang tidak dapat makan (menelan), muntah atau tidak sadar.
  4. Tidak dapat langsung diberikan pada bayi.
  5. Tablet dengan bentuk dan warna menarik, bau  dan  rasa enak dapat menarik perhatian anak-anank, sehingga bila hari-hari dalam penyimpanan dapat keracunan.
  6. Efek terapi secara umum lebih lambat dibandingkan larutan, karena zat aktif tidak langsung diabsorbsi karena harus dilepaskan dulu dari sediaannya.

Sediaan Tablet dikatakan Baik bila,
Mempunyai sifat sebagai berikut:
1.      Ketahanan fisik yang cukup, terhadap gangguan mekanis pada waktu proses produksi, pengemasan, transport, meracik di Apotek.
2.      Bebas dari kerusakan fisik yaitu tidak retak, berkeping, dan tidak terkontaminasi dengan zat lain.
3.      Mampu melepaskan zat aktif yang sama dari tiap tablet dalam kondisi yang dikehendaki.
4.      Memenuhi persyaratan resmi yang berlaku (FI) dll.

Cara memformulasikan Tablet/ Mendesain Tablet
Yang perlu diperhatikan yaitu antara lain:
  1.  kita harus benar-benar mengetahui sifat fisika dan kimia zat aktif yang akan dibuat tablet.
  2. Menentukan dosis zat aktif yang disesuaikan dengan terapi dan teknologinya.
  3. Kita harus tahu benar sifat absorpsinya dilambung atau di usus.
  4. Harus mempertimbangkan zat tambahan (eksipien) yang akan dicampur (digunakan).

Pendekatan Sistematika dalam Mendesain Tablet
Yaitu sebagai berikut:
1.      Mengidentifikasi tempat optimal untuk pelepasan zat aktif khusus untuk saluran cerna;
a.       Absorpsi baik di lambung maupun di usus
b.      Dapat mengetahui stabilitas kimia zat aktif di lingkungan absorpsi
-          Zat aktif basa absorpsinya di lambung
-          Zat aktif asam absorpsinya di usus          
2.      Mengidentifikasikan metode pembuatannya, cara basah atau kering sesuai dengan sifat-sifat zat aktifnya.
3.      Pemilihan eksipien yang sesuai
4.      Membuat formulasi percobaan untuk evaluasi invitro (perc. Diluar tubuh).
Caranya: Membuat tablet dengan jumlah kecil, dengan tujuan:
a.  Menetapkan zat aktif tiap tablet
b. Menetapkan bentuk zat aktif yang sesuai
c.  Menetapkan  bobot tablet
d.       Menetapkan metode pembuatan:
-    Granulasi basah atau,
-    Granula kering
e.  Menetapkan eksipien pertablet
f.  Kemudian melakukan percobaan invitro apakah memenuhi FI dll atau              tidak.
5.   Baru melakukan percobaan invivo (perc. dalam tubuh)   
























KOMPONEN TABLET

Komponen tablet  yaitu zat-zat  yang  membentuk tablet  tersebut, dimana tablet terdiri dari :
 Bahan aktif
Bahan aktif adalah bahan obat yang secara otomatis pemilihannya luas, walaupun demikian seni farmasi harus digunakan dalam pemilihan obat sebagai ukuran partikel, struktur kimia dan derajat keasaman dan ketika beberapa obat dikombinasikan teknik khusus mungkin diperlukan untuk mencegah ketidakbercampuran sifat kimia fisika.
Zat aktif dalam tubuh yang diberikan peroral


                                       Efek lokal                        Efek sistemik
-          Efek local yaitu hanya ditujukan untuk bekerja pada saluran cerna (tempat tertentu). Contoh: Antasida, norit, dll.
-          Efek sistemik yaitu zat aktif yang terdisolusi dulu kemudian terabsorpsi masuk ke darah  dan seluruh tubuh.
            Zat aktif  yang tidak larut biasanya efeknya sangat dipengaruhi oleh fenomena-fenomena luas permukaan, makin luas permukaan makin mudah larut, mudah terdisolusi dan mudah diabsorpsi. Zat aktif yang ditujukan untuk pemakaian sistemik harus diketahui benar, dimana terabsorpsinya paling baik (optimal).
            Jika zat aktif berkhasiat keras, yang kelarutannya sangat terbatas, maka ukuran partikel dan distribusi merata di dalam tabel, sangat mempengaruhi disolusi dan absorpsi serta kebersamaan kandungan (homogenitas).




 Zat non aktif (eksipien)
Zat  non aktif yang ditambahkan dalam massa suatu tablet yaitu zat tambahan untuk tujuan tertentu  berdasarkan pada teknologi pembuatan tablet dan biofarmasi.
Pemilihan eksipien untuk sediaan, dasarnya adalah COMPATIBILITAS yaitu zat aktif  dan tambahan harus  dapat tercampurkan baik secara fisik dan secara kimia.
Persyaratan eksipien
Yaitu antara lain:
  1. Pembuatan tablet harus mudah dengan adanya eksipien.
  2. Harus dipilih eksipien yang membuat mutu tablet lebih baik yang mendukung pemenuhan syarat.
  3. Harus dapat melepaskan zat aktif.
  4. Tidak boleh mempersulit penetapan kadar zat aktif.
  5. Harus mendukung stabilitas fisik dan kimia zat aktif.
  6. Harus dapat menghasilkan  granul yang mempunyai sifat aliran dan kompresibiltas yang dikehendaki.
Zat non aktif disebut juga eksipien atau bahan tambahan. Bahan tambahan biasanya terdiri dari :

ZAT PENGISI

Adalah zat yang ditambahkan ke dalam massa tablet untuk mencapai  bobot tablet yang diinginkan. Zat pengisi biasanya diperlukan bila dosis obat tidak cukup untuk membuat bulk. Pada obat berdosis tinggi tidak dibutuhkan pengisi (misalnya aspirin, antibiotic tertentu), Suatu pengisi harus memiliki criteria inert, memiliki biaya yang murah, dan dapat memperbaiki daya kohesi dan daya alir sehingga dapat dikempa langsung. Pengisi yang sering digunakan adalah berasal dari bahan organic dan anorganik.

Bahan organik
Bahan anorganik
Dekstrosa
Laktosa
Sukrosa
Starch
Avicel (MCC)
Kalsium karbonat
Dikalsium fosfat
Kalsium trifosfat
Magnesium karbonat
Natrium klorida

Sifat Umum  :
Pada umumnya adalah zat inert dan dapat mempengaruhi sifat biofarmasi, kimia, disolusi zat aktif. Misalnya ; garam Ca dalam Tetrasiklin mempengaruhi absorpsinya, karena terjadi kompleks, Laktosa bila dicampurkan dengan basa amin garamnya maka lama-kelamaan tablet menjadi hitam.
            Adanya lembab akan mempengaruhi zat aktif,oleh karena itu sifat higroskopis merupakan hal yang penting dalam pemilihan eksipien dengan alasan :
a.       Air yang diserap zat aktif dan eksipien tidak selalu dapat dilepas kembali.
b.      Kandungan lembab dalam granul mempengaruhi sifat-sifat fisik dan kimia zat aktif.
c.       zat aktif yang peka terhadap lembab hendaknya tidak dikombinasikan dengan eksipien yang higroskopis.
d.      Pengemas harus dipilih yang cocok terhadap zat aktif  yang higroskopis.
e.       Data higroskopis dapat membantu dalam mendesain tablet.

LAKTOSA
Dalam perdagangan dikenal sebagai gula susu banyak digunakan sebagai pengisi, karena menunjukkan stabilitas dengan banyak zat aktif.
Dalam perdangangan dikenal dua (3) jenis laktose, yaitu :
1.      Laktose hidrat ; untuk formulasi yang harus digranulasi, kadar air 5% air kristal. Biasanya digunakan untuk pembuatan tablet secara granulasi.
2.      Laktose anhidrat yang mempunyai banyak keuntungan yaitu tablet menunjukkan waktu penghancuran yang cepat, tidak rapuh, tidak terjadi pelekatan,   untuk tablet cetak langsung.  
3.      Laktosa spray-dried. Tablet yang dibuat dengan menggunakannya menunjukkan sabilitas fisika yang lebih bagus dari yang lainnya, tetapi kecenderungan merubah warna menjadi gelap lebih cepat.
                 
STARCH/PATI
Pati dapat berasal dari jagung, gandum, atau kentang dan digunakan sebagai pengisi, pengikat dan penghancur. Tablet yang mengandung pati dengan konsentrasi tinggi seringkali lunak dan sulit kering khusunya bila menggunakan pengering flidized bed . Untuk tablet yang dibuat dengan kempa langsung maka biasanya digunakan starch 1500 atau pati jagung karena memili daya alir yang bagus.

MANITOL
Manitol lebih banyak digunakan sebagai pengisi untuk tablet kunyah, rasa yang enak sangan menjadi pertimbangan. Rasa manisnya 72% dari gula.  Manitol memiliki daya alir yang buruk sehingga harus ditambahkan glidan dalam jumlah yang cukup besar, tetapi manitol tidak higroskopis sehingga penggunaanya lebih baik.

SORBITOL
Sorbitol adalah isomer optic dari manitol tetapi berbeda dengan manitol, sorbitol higroskopis dan lebih larut dalam air. Penggunaanya seringkali digabungkan dengan dikalsium fosfat sebagai pengisi dalam tablet kempa langsung

MICROCRYSTALLINE SELULOSA /AVICEL
Avicel lebih banyak digunakan dalam pembuatan tablet dengan metode kempa langsung. Avicel terdapat dalam dua bentuk yaitu avicel PH 101 berbentuk serbuk dan avicel PH 102 berbentuk granul. Avicel menunjukkan kekerasan dan friability yang baik. Avicel dapat bertindak sebagai pengikat dan penghancur. Tetapi bahan ini jarang digunakan sendiri karena harganya yang cukup mahal. Tablet yang mengandung avicel cukup banyak biasanya akan mudah melunak bila terpapar oleh kelembaban.
 
DIKALSIUM FOSFAT
Bahan ini juga banyak digunakan dalam pembuatan tablet secara kempa langsung. Biasnya digunakan sebagai pengisi dan pengikat

SUKROSA
Sukrosa digunakan sebagai pengisi dan pengikat dengan nama pabrik, sugartab, Nu-tab, Di-pac. Semua sukrosa campuran ini biasanya digunakan dalam pembuatan tablet kunyah dengan kempa langsung. Ketiga produk ini memiliki rasa yang enak dan manis sehingga tidak membutuhkan pengaroma. Tetapi bahan ini biasanya higroskopis bila terpapar diudara.

Bahan yang lain yang biasa digunakan adalah Kalsium sulfat dihidrat, kalsium laktat trihidrat, dekstrosa, inositol, amilosa dan sebagainya.


ZAT PENGIKAT

Pengikat ditambahkan pada formulasi tablet untuk menambahkan daya kohesif serbuk, yang dibutuhkan dalam mengikat serbuk menjadi granul, dimana dibawah pengempaan akan membentuk massa yang kohesif atau kompak menjadi tablet. Daya ikat granul akan lebih kuat bila pengikat diberikan dalam bentuk larutan atau spray
Kriteria pemilihan pengikat adalah bercampur dengan bahan lain dari tablet, harus dapat meningkatkan daya lekat yang cukup dari serbuk, dapat membiarkan tablet hancur dan obat larut dalam saluran pencernaan, melepaskan zat aktif untuk diabsorpsi.
Bahan-bahan yang biasa digunakan sebagai pengikat adalah akasia, Turunan selulosa, gelatin, Gelatin akasia, glokusa, povidone, pasta pati, sukrosa, sorbitol, tragakan, natrium alginate.

AKASIA
Akasia adalah natural gum, telah digunakan selama beberapa tahun sebagai larutan pengikat. Dalam bentuk larutan dengan konsentrasi 10 – 25%.  Akasia membentuk tablet dengan kekerasan yang moderat. Availabilitas dari tablet yang menggunakan bahan ini tidak menentu, juga karena bahan ini adalah bahan alami sehingga kemungkinan besar terdapat kontaminan bahan asing dan mikroorganisme. Hal tersebut menyebabkan penggunaanya sekarang sudah terbatas.

TRAGAKAN
Tragakan seperti halnya akasia, adalah gum alam dimana yang menimbulkan masalah yang hampir sama dengan akasia. Mucilagonya sulit untuk dibuat. Bila digunakan secara granulasi basah maka pengeringannya haruslah segera untuk mecegah perkembangbiakkan mikroba.

SUKROSA
Sukrosa digunakan dalam bentuk sirup dalam kosentrasi antara 50 – 75 %. Tablet yang dibuat dengan menggunakan sirup sebagai pengikat akan kuat, tetapi rapuh dan keras.

GELATIN
Gelati adalah pengikat yang baik. Gelatin membentuk tablet sama keras dengan akasia atau tragakan tetapi mudah dibuat dan ditangani. Larutan gelatin harus digunakan dalam keadan panas untuk mencegah terbentuknya gel
GLUKOSA
Glukosa dalam larutan dengan konsentrasi 50% dapat digunakan dengan aplikasi yang sama dengan sukrosa.
STARCH/PATI
Pati digunakan dalam bentuk pasta akan menghasilkan tablet yang umumnya lunak dan rapuh. Penggunaanya sangat dipengaruhi oleh panas. Pemanasan yang tinggi akan menyebabkan hidrolisa menjadi dextrin dan kemudian menjadi glukosa. Olah karena itu penyiapan pasta haruslah diperhatikan.
TURUNAN SELULOSA
Turunan selulosa seperti metilselulosa dan natrium karboksimetilselulosa akan menghasilkan tablet yang kuat tetapi sedikit keras. Bahan ini dapat digunakan dalam bentuk larutan dan dalam keadaan kering
POVIDON
Povidon digunakan dalam bentuk larutan alcohol dengan konsentrasi 3-15%. Garnulasi menggunakan bahan ini akan menghasilkan granul yang baik, kering dengan cepat, dan daya pengempaan yang baik.


ZAT PENGHANCUR

Penghancur adalah bahan yang ditambahkan ke tablet untuk meudahkkan pemecahan atau penghancuran tablet. Berdasarkan waktu penambahan penghancur kedalam proses pembuatan tablet penghancur dibedakan menjadi dua yaitu :
1.      Bahan penghancur dapat diberikan sebelum granulasi dan dikenal sebagai penghancur dalam atau intragranular, Fungsinya untuk menghancurkan granul menjadi tablet.
2.      Selama masa lubrikasi sebelum pengempaan dan disebut penghancur luar atau extragranular. Fungsinya untuk menghancurkan tablet menjadi granul.
Ada enam kategori penghancur yang sering digunakan yaitu : Pati, clays, Selulosa, algin, gum, dan campuran. Perlu dicatat bahwa sebagian bahan penghancur adalah juga berfungsi sebagai pengikat. Adanya fenomena ini menyebabkan seorang farmasis haruslah berhati-hati dalam mendesain tablet menggunakan bahan tersebut.
Sedangkan berdasarkan mekanisme penghancurannya penghancur dapat dibedakan menjadi :
o   Bahan yang meningkatkan aksi dari gaya kapiler dalam memproduksi penyerapan air yang cepat. Bahan ini harus dapat mempertahankan struktur berpori dari tablet selama pengempaan dan menurunkan tegangan antarmuka terhadap air. Pengambilan air oleh partikel dalam tablet melalui pori-pori. Contoh bahannya yaitu Pati, Avicel,
o   Bahan penghancur yang mengalami pengembangan. Bahan ini bekerja dengan cara menngembang pada saat menyerap air, sehingga menyebabkan tablet menjadi pecah. Bahan ini menimbulkan sedikit masalah yaitu dapat menghasilkan massa yang lengket dan berbentuk gel yang dapat menahan tablet untuk pecah. Contoh bahan ini adalah selulosa, clays, dan alginate
o   Bahan yang menghasilkan gas. Bahan ini basanya digunakan bila diinginkan penghacuran dan kelarutan yang cepat dari tablet. Bahan ini bekerja dengan cara menghasilkan gas pada saat berkontak dengan air, sehingga merusak atau emecah tablet. Tablet ini biasanya disebut tablet effervescent. Bahan ini sangat peka terhadap perubahan kelembaban. Contoh bahannnya Natrium bikarbonat.
o   Enzim. Bahan ini bekerja dengan prisip Heat of Wetting. Heat of wetting adalah panas yang dihasilkan akibat pembasahan. Matsumaru meneliti bahwasanya pati akan sedikit bersifat exothermic pada saat dibasahkan dan melaporkan bahwa hal ini disebabkan karena penekanan udara oleh air dalam kapileratau pori-pori tablet.





PATI
Pati adalah bahan penghancur yang paling umum digunakan . Aktivitasnya sebagai penghancur diakibatkan karena ikatan hydrogen intermolekul yang terbentuk selama pengempaan dan tiba-tiba akan ikatan tersebut lepas saat terpapar kelembaban yang berlebihan.
SODIUM STARCH GLYCOLATE
Bahan ini adalah bahan hasil modifikasi pati yang dipasaran tersedia dengan nama Primogel dan Explotab. Waktu hancur tablet yang menggunakan bahan ini dapat dimodifikasi tergantung pada kekuatan pengempaan.
CLAYS
Clays seperti veegum dapat digunakan sebagai bahan penghancur pada konsentrasi 2-10%. Tetapi penggunaanya terbatas karena tablet yang berwarna putih akan berubah warna bila menggunakan clays.
AVICEL
Avicel adalah bahan penghancur yang paling baik biladigunakan dibawah konsentrasi 10%.  Bahan ini akan membiarkan air masuk melalui pori-pori kapiler. Dimana hal ini menyebabkan terputusnya ikatan hydrogen antara mikrokristal selulosa yang berdekatan.
ALGINAT
Alginat adalah bahan koloidal hidrofilik, dipasaran tersedia dalam bentuk asam alginate atau natrium alginate. Alginat memiliki afinitas yang besar terhadap air, bahkan lebih dari pati jagung. Asam alginate digunakan dalam konsentrasi 1-5%, sedangkan natrium alginate dalam konsentrasi 2.5 dan 10%.
GUM
Gum dapat digunakan sebagai penghancur karena kemampuannya mengembang dalam air. Gum yang biasanya digunakan sebagai penghancur adalah agar, guar gum, pectin, tragakan.


LUBRIKAN, ANTIADHERENT DAN GLIDANT

Lubrikan adalah bahan yang mengurangi gesekan antara granul dengan dindng die selama proses pengempaan dan pengeluaran.
Lubrikan bekerja berdasarkan atas dua mekanisme yaitu :
t  Lubrikasi cairan, disebabkan karena dua permukaan yang begerak dan dilicinkan oleh cairan lubrikan, Contohnya Minyak mineral, tetapi bahan ini tidak digunakan dalam pembuatan tablet karena dapat menimbulkan noda minyak pada tablet.
t  Lubrikasi pembatas, Lubrikasi ini mengakibatkan bagian polar dari molekul dilindungi oleh karbon berantai panjang dari logam dari permukaan dinding die.
Lubrikan dapat diklasifikasikan berdasarkan kelarutannya dalam air, yaitu :
1.      Lubrikan larut air, contohnya asam borat, natrium benzoate, natrium klorida dsb
2.      Lubrikan tidak larut air, contohnya garam-garam stearat, asam stearat, talk dsb
Lubrikan yang sering digunakan adalah yang tidak larut air, hal ini karena lubrikan ini efektif pada konsentrasi yang rendah.
Lubrikan larut air hanya digunakan pada saat akan membuat tablet yang larut air dengan sempurna sebelum diminum, contohnya tablet effervescent.
Kedua lubrikan ini haruslah dicampurkan dalam granulasi setelah dilewatkan pada ayakan no Mesh 200, karena fungsi lubrikan adalah melapisi sehingga keefektifannya ditentukan oleh luas permukaan
Antiadherent adalah bahan yang mencegah pelekatan pada punch dan dinding die, contohnya adalah talk. Magnesium stearat, dan apti jagung merupakan bahan antiadherent yang terbaik.
Glidant adalah bahan yang memperbaiki sifat alir dari tablet, tetapi hampir semua glidan memiliki sifat lubrikan yang jelek. Contohnya adalah talk, pati jagung, Cab-O-sil, syloid dan aerosol. Glidan dapat mengurangi kecenderungan garnul untuk pecah atau memisah karena disebabkan getaran yang berlebih.
Beberapa bahan dapat bertindak sebagai lubrikan, antiadherent dan glidant. Tetapi tidak ada bahan yang memiliki tiga sifat tersebut dengan baik, sehingga menurut beberapa ahli ada baiknya menggunakan dua jenis bahan yang saling mendukung ketiga sifat tersebut.

PEWARNA
Pewarna dicampurkan kedalam tablet umumnya untuk tiga tujuan yaitu :
o   Pewarna dapat digunakan sebagai identifikasi dari suatu produk dengan produk yang lain yang dibuat dalam satu pabrik atau suatu produk yang juga diproduksi oleh pabrik lain.
o   Pewarna dapat membantu mengurangi waktu pencampuran dalam pembuatan tablet.
o   Pewarna ditambahkan untuk nilai estetikanya sehingga menarik perhatian pasien.
Pewarna yang digunakan haruslah yang disetujui oleh atau terdapat pada daftar FD&C, berdasarkan kelarutannya diair pewarna dapat dibedakan menjadi :
t  Pewarna yang larut dalam air (dyes), dimana pencampuran dilakukan dengan melarutkan dalam larutan pengikat, hal ini dimaksudkan agar diperoleh keseragaman warna.
t  Pewarna yang tidak larut air (lakes) dicampurkan dalam keadaan kering , biasanya digunakan dalam kempa langsung.

PENGAROMA DAN PEMANIS
Pengaroma atau pemanis umumnya digunakan untuk memperbaiki rasa dari tablet kunyah. Pengaroma biasanya diperoleh dari bahan alam ataupun secara sintetik. Pengaroma jika berupa padatan ditambahkan dalam bentuk butiran spray atau minyak pada saat lubrikasikarena sifat sensitive bahan ini terhadap kelembaban dan kecenderungannya menguap saat ada peningkatan suhu.
Pengaroma yang larut air jarang digunakan karena cenderung tidak stabil saat penyimpanan. Minyak pengaroma biasanya ditambahkan dalam bahan lubrikan sebanyak 0,7% b/b tanpa mempengaruhi daya alir.
Pemanis ditambahkan utamanya pada tablet kunyah contohnya manitol, laktosa, sukrosa, dan dekstrosa tetapi kurang menutupi rasa, sehingganya biasanya ditambahkan lagi dengan saccharin dan aspartame.

ADSORBENT
Penyerap atau adsorbent seperti silicon dioksida (Syloid, Cab-O-Sil, Aerosil) dapat menahan sejumlah cairan tanpa menyebabkan basah. Hal ini mengijikan banyak minyak, ekstrak cair, bahan yang eutektikum dapat dicampurkan kedalam tablet. Silikon dioksida selain sebagai adsorben juga dapat berfungsi sebagai glidan.
Bahan lain yang potensial sebagai adsorben yaitu bentonit, kaolin, magnesium silikat, tricalcium fosfat, magnesium karbonat, dan magnesium oksida. Bahan cair yang akan ditambahkan dalam formula tablet terlebih dahulu dicampurkan dengan adsorben.
















METODE PEMBUATAN TABLET KEMPA

Tablet terutama dibuat dengan metode kempa. Sejumlah tertentu dari tablet dibuat dengan mencetak. Tablet yang dibuat dengan metode kempa dilakukan dengan menggunakan mesin yang mampu menekan bahan bentuk serbuk atau granul dengan menggunakan berbagai bentuk dan ukuran dari punch dan die. Sedangkan tablet cetak dibuat dengan tangan atau alat mesin tangan dengan cara menekan bahan tablet kedalam cetakan, kemudian bahan tablet yang telah terbentuk dikeluarkan dari cetakan dan dikeringkan.
Tablet kempa adalah sediaan padat yang paling luas penggunaanya, hal ini karena beberapa alasan yaitu : menyenangkan, mudah dalam penggunaanya, mudah dibawah dan lebih murah dibandingkan bentuk sediaan padat lainnya.
Tablet kempa adalah unit sediaan pada yang dibuat dengan cara mengempa bahan-bahan yang diformulasi mengandung bahan obat, dan pengisi atau bahan tambahan lain yang membantu dalam pembuatan dan sifat dari bahan obat.
Pembuatan tablet kempa dapat dilakukan dengan dua metode yaitu :
@ Metode granulasi
@ Metode Kempa langsung

METODE GRANULASI
Kebanyakan serbuk tidak dapat dikempa langsung menjadi tablet karena :
@ Serbuk kurang memiliki daya ikat menjadi suatu bentuk yang lebih padat.
@ Serbuk tidak memiliki sifat lubrikasi dan daya hancur yang harus dimiliki oleh tablet.
Karena alasan ini maka serbuk haruslah dicobakan dengan atau tanpa pengisi dibentuk menjadi granul kemudian dibuat tablet. Proses ini dikenal dengan nama granulasi.
Granulasi adalah beberapa proses yang bertujuan menyatukan partikel yang kecil bersama-sama menjadi partikel yang lebih besar, gumpalan yang permanent agar dapat mengalir bebas seperti pasir yang kering
Beberapa alasan membuat dalam bentuk granul adalah :
1.      Membuat bahan menjadi bebas mengalir
2.      Memadatkan bahan
3.      Menyiapkan campuran yang seragam yang tidak terpisah-pisah.
4.      Meningkatkan daya kempa dari bahan obat.
5.      Mengontrol kecepatan pelepasan dari obat
6.      Memudahkan pengukuran
7.      Mengurangi debu
8.      Memperbaiki penampilan dari tablet

Granulasi basah
Metode ini yang paling luas digunakan orang dalam memproduksi tablet kempa. Granul dibuat dengan jalam mengikat serbuk dengan suatu perekat sebagai pengganti pengompakan. Teknik ini membutuhkan larutan, suspensi atau mucilage yang mengandung pengikat yang biasanya ditambahkan kedalam campuran serbuk, namun demikian, bahan pengikat itu dapat dimasukkan kering kedalam campuran serbuk dan cairan dapat ditambahkan tersendiri.
Langkah-langkah yang diperlukan dalam pembuatan tablet dengan metode ini adalah :
@ Menimbang dan menghaluskan  bahan obat dan bahan tambahan.
@ Mencampurkan bahan obat, pengisi, penghacur dalam.
@ Penyiapan cairan pengikat dan penambahan pewarna (jika ada)
@ Mencampur cairan pengikat dengan campuran serbuk membentuk massa basah.
@ Pengayakan adonan lembab menjadi pellet atau granul dengan ayakan Mesh 6-12
@ Pengeringan granul lembab
@ Pengayakan granul kering dengan menggunakan ayakan no mesh 12-20
@ Pencampuran bahan lubrikan, penghancur luar dan pengaroma (jika ada) ke dalam granul
@ Pengempaan campuran bahan

Granulasi kering
Granulasi kering atau granulasi kempa adalah metode yang telah lama digunakan, merupakan teknik yang berharga terutama pada keadaan dimana obatnya peka tyerhadap pemanasan atau kelembaban yang manghalangi dalam metode granulasi basah, ataupun dosis terlalu besar untuk kempa langsung. Banyak formulasi aspirin dan vitamin dibuat tablet dengan granulasi kempa.
Pada prose ini, komponen-komponen tablet yang dikompakkan dengan mesin cetak tablet atau mesin khusus. Campuran serbuk ditekan ke dalam die yang besar dan dikempa dengan punch berpermukaan datar, massa yang diperoleh disebut slug dan prosesnya disebut slugging. Slug kemudian diayak untuk mendapatkan granul yang daya mengalirnya lebih seragam dari campuran awal.
 Langkah-langkah yang diperlukan dalam pembuatan tablet dengan metode granulasi kering  adalah :
@ Menimbang dan menghaluskan  bahan obat dan bahan tambahan.
@ Mencampurkan bahan obat, pengisi, penghacur dalam dan pengikat
@ Mengempa campuran serbuk menjadi tablet besar atau slug
@ Pengayakan slug menjadi granul
@ Pencampuran bahan lubrikan, penghancur luar dan pengaroma (jika ada) ke dalam granul
@ Pengempaan campuran bahan

METODE KEMPA LANGSUNG
Beberapa granul bahan kimia seperti kalium klorida, kalium iodide, ammonium klorida dan metenamin, memilki sifat mudah mengalir sebagai mana juga sifat-sifat kohesifnya yang memungkinkan untuk langsung dikempa dengan mesin tablet tanpa memerlukan granulasi basah atau kering. Walaupun demikian untuk obat dengan dosis yang cukup tinggi tidak dapat dibuat tablet dengan metode ini.
 Langkah-langkah yang diperlukan dalam pembuatan tablet dengan metode kempa langsung  adalah :
@ Menimbang dan menghaluskan  bahan obat dan bahan tambahan.
@ Mencampurkan semua bahan baik bahan obat dan bahan tambahan lainnya
@ Pengempaan campuran bahan

Ketiga metode diatas dapat dibedakan dengan melihat tablel berikut :
Tahap Pemrosesan
Granulasi basah
Granulasi kering
Kempa langsung
Bahan mentah



Menimbang



Mengayak bahan



Mencampur



Kompressi



Massa Basah



Pengayakan Basah



Pengeringan



Pengayakan kering



Lubrikasi & pencampuran



Pengempaan




Keterangan :  tidak dilakukan =




KEUNTUNGAN METODE PEMBUATAN TABLET
Ketiga metode tersebut mempunyai keuntungan dan kerugian masing-masing. Adapun keuntungan dari metode granulasi basah adalah
@ Daya kempa dan daya ikat dari serbuk diperbaiki dengan penambahan bahan pengikat dalam bentuk basah.
@ Obat yang mempunyai dosis yang besar, daya alir dan daya kempa yang buruk dapat digranulasi sehingga menghasilkan daya ikat dan aliran yang baik.
@ Obat dan pewarna yang larut dapat terdistribusi dengan merata dan seragam dengan melarutkan dalam larutan pengikat.
@ Berbagai macam serbuk yang berbeda dapat diproses bersama dengan merubah sifat fisikanya sehingga memudahkan pengempaan.
@ Serbuk halus dapat diproses dengan cara ini tanpa menghasilkan banyak debu.
@ Granulasi basah dapat mencegah pemisahan selama proses pembuatan.
@ Disolusi dari obat yang tidak larut dapat diperbaiki dengan cara menambahakan bahan pelarut.
@ Sediaan dengan pelepasan terkontrol dapat dibuat dengan memilih bahan pelarut dan pengikat yang sesuai.
Sedangkan keuntungn dari metode granulasi kering adalah dapat digunakan untuk bahan yang tidak tahan dengan pemanasan dan peka terhadap kelembaban, selain itu memerlukan tempat dan mesin yang lebih sedikit dibandingkan granulasi basah.
Metode kempa langsung walaupun penggunaanya terbatas menyajikan keuntungan yaitu :  Jumlah tenaga kerja yang digunakan lebih sedikit, karena langkah pemrosesannya singkat.

KERUGIAN METODE PEMBUATAN TABLET
Kerugian dari metode granulasi basah adalah :
@ Memerlukan tempat dengan temperatur dan kelembaban yang terkontrol, Karena sejumlah besar tahap pemrosesan.
@ Membutuhkan sejumlah alat yang cukup mahal.
@ Memakan waktu, karena adanya tahap pembasahan dan pengeringan
@ Kemungkinan adanya bahan yang hilang akibat transfer bahan dari satu unit ke unit yang lain
@ Kemungkinan besar ada kontaminasi silang dibandingkan kempa langsung
@ Adanya kesulitan mengangkut massa yang lengket.
@ Dapat memperlambat disolusi obat dari granul bila tidak tepat memformulasi.
Kerugian granulasi kering adalah daya lekat dan daya kempa yang dihasilkan tidak sebaik granulasi basah, dan kadang-kadang memerlukan dua kali pembuatan slug untuk meningkatkan daya lekat dari serbuk.
Sedangkan kerugian dari metode kempa langsung adalah :
@ Perbedaan ukuran dan kerapatan bulk antara obat dengan pengisi dapat menimbulkan stratifikasi diantara granul, yang selanjutnya dapat menimbulkan tidak seragamnya isi obat dalam tablet.
@ Obat dosis besar dapat menimbulkan masalah dengan kempa langsung bila tidak mudah dikempa jika obat itu sendiri.
@ Karena kempa langsung keadaanya kering, aliran static dapat terjadi pada obat selama pencampuran dan pemeriksaan rutin, yang mungkin dapat mencegah keseragaman distribusi obat dalam granul.












JENIS-JENIS TABLET
Tablet digolongkan berdasarkan cara pemberian atau fungsinya, dan bentuk metode pembuatannya. Tabel berikut adalah pembagian obat berdasarkan cara pemberian dan fungsinya :
Tablet oral untuk dimakan
Tablet kempa
Tablet kempa lapis ganda
Tablet berlapis
Tablet kempa yang bersalut
Tablet dengan aksi berulang  (sustained release)
Tablet dengan aksi yang diperlama (prolonged release)
Tablet salut enteric
Tablet salut gula dan tablet salut coklat
Tablet salut lapisan tipis
Tablet kunyah
Tablet yang digunakan dalam rongga mulut
Tablet bukal
Tablet sublingual
Troches atau lozenges
Dental cones
Tablet yang diberikan dengan rute lain
Tablet implantasi
Tablet vaginal
Tablet yang digunakan untuk membuat larutan
Tablet effervescent
Tablet dispensing (DT)
Tablet Hipodermik (HT)
Tablet yang diremukkan (Tablet triturate = TT)

Berdasarkan pembuatannya tablet dibedakan menjadi :
Tablet yang dibuat dengan cara dikempa
Tablet kempa lapis ganda (MCT)
Tablet berlapis
Tablet kempa yang bersalut
Tablet dengan aksi berulang  (sustained release)
Tablet dengan aksi yang diperlama (prolonged release)
Tablet salut enteric
Tablet salut gula dan tablet salut coklat
Tablet salut lapisan tipis
Tablet kunyah
Tablet effervescent
Tablet implantasi
Tablet vaginal
Tablet yang dibuat dengan cara dicetak
Tablet dispensing (DT)
Tablet Hipodermik (HT)
Tablet yang diremukkan (Tablet triturate = TT)

PENJELASAN :
Tablet kempa adalah tablet yang dibuat dengan cara mengempa bahan obat menjadi tablet.
Tablet kempa ganda. Tablet ini ada dua macam yaitu tablet berlapis dan tablet yang disalut dengan pengempaan. Tablet ini merupakan sistem dua atau tiga komponen. Tablet berlapis dimaksud untuk membuat tablet dari bahan yang tidak bercampur. Sedangkan tablet salut biasanya dibuat untuk tablet dengan pelepasan terkendali.
Tablet dengan aksi berulang  (sustained release) adalah tablet yang diformulasi untuk melepaskan obat secara perlahan-lahan.
Tablet dengan aksi diperlama dan tablet salut enteric adalah dimaksudkan melepaskan obat setelah penundaan dalam waktu yang lama. Atau tablet telah melewati satu bagian saluran cerna kebagian saliran cerna yang lain
Tablet salut gula atau tablet salut cokelat adalah tablet yang disalut untuk mendapat bentuk tablet yang lebih menarik, mengkilap serta mudah untuk menelannya.
Tablet bersalut lapisan tipis adalah tablet yang disalut dengan lapisan tipis atau salut film yang larut dalam air. Biasanya lapisan ini berwarna.
Tablet kunyah adalah tablet yang dimaksudkan untuk dikunyah dimulut sebelum ditelan bukan untuk ditelan utuh. Biasanya memiliki rasa yang manis dan enak.
Tablet bukal dan sublingual adalah tablet yang disisipkan dipipi atau dibawah lidah biasanya berbentuk datar, tablet oral yang dimaksudkan untuk larut dalam kantung pipi atau dibawah lidah untuk diabsorpsi melalui mukosa oral.
Troches dan lozenges (tablet isap) adalah tablet yang dimaksudkan utuk memberikan efek local pada mulut dan tenggorokan.
Kerucut gigi (Dental cones) adalah suatu bentuk tablet yang cukup kecil, dirancang untuk ditempatkan didalam akar gigi. Tujuannya untuk mencegah perkembangbiakan ditempat yang kosong tadi dengan menggunakan antibakteri yang dilepaskan secara perlahan-lahan.
Tablet implantasi adalah tablet depo yang dimaksudkan untuk ditanam dibawah kulit manusia atau hewan. Tujuannya adalah untuk mendapatkan efek obat dalam jangka waktu yang lama, berkisar dari satu bulan hingga satu tahun.
Tablet vagina adalah tablet yang disisipkan kedalam vagina dan dimaksudkan untuk dapat larut secara perlaha-lahan dan melepaskan obat kedalam rongga vagina.
Tablet effervescent dimaksudkan untuk menghasilkan larutan secara cepat dengan menghasilkan CO2 secara serentak.
Tablet dispensing (DT) dimaksudkan untuk ditambahkan ke dalam air dengan volune tertentu.
Tablet Hipodermik (HT) adalah tablet yang terdiri dari satu obat atau lebih dengan bahan-bahan lain yang dapat segera dilarutkan dalam air, dan dimaksudkan untuk ditambahkan kedalam air yang steril atau air untuk injeksi.
Tablet triturasi (TT) adalah tablet yang biasanya kecil dan silindris dibuat dengan menuang atau dengan mengempa dan biasanya mengandung sejumlah kecil obat keras.

MASALAH YANG TIMBUL DALAM PEMBUATAN TABLET
Pada proses pengembangan formulasi dan pada pembuatan tablet terjadi bermacam-macam permasalahan. Kadang permasalahnnya adalah formulasi, perlatan pencetak atau kombinasi keduanya.Beberapa masalh yang timbul adalah:
BINDING
Binding adalah terikat pada die atau sulit dikeluarkan hal ini biasanya terjadi karena kurangnya lubrikan. Hal ini menahan tablet untuk keluar dari die. Hal ini dapat diatasi dengan :
@ Meningkatkan lubrikasi
@ Menggunakan lubrikan yang lebih efisien
@ Meningkatkan distribusi dari lubrikan dengan mangayak lubrikan dengan ayakan no 30 kemudian mencampur dengan granul.
@ Mengurangi ukuran dari granul
@ Meningkatkan kelembaban dari granul
@ Mengempa pada suhu dan kelembaban yang rendah.

STICKING, PICKING DAN FILMING
Sticking adalah pelekatan biasanya terjadi karena lubrikasi yang tidak tepat sehingga terjadi pelekatan dengan tablet dengan punch. Hal ini menyebakan permukaan tablet menjadi tidak mengkilap, berlubang-lubang.
Picking adalah bagian dari sticking dalam jumlah yang lebih kecil.
Filming adalah pengelupasan yang disebabkan karena kelembaban yang berlebih pada saat granulasi, temperature yang tinggi.
Hal ini semua dapat diatas dengan cara :
@ mengurangi kelembaban dari granul
@ Menganti atau mengurangi lubrikan
@ Menambahkan bahan adsorben
@ Mengkilapkan permukaan punch
@ Membersihkan dan menyalut permukaan punch dengan minyak mineral.

CAPPING DAN LAMINATING
Capping adalah istilah yang digunakan untuk menguraikan sebagian atau secara lengkap pemisahan bagian atas atau bawah dari mahkota tablet dari bagian utamanya. Hal ini terjadi karena udara terperangkap diantara granul yang dikempa dan akan terlepas setelah tekanan dilepaskan
Laminating adalah pemisahan tablet mejadi dua atau lebih lapisan. Hal ini terjadi disebabkan karena alat.
Cara mengatasi capping dan laminating adalah :
@ Menganti prosedur granulasi
@ Meningkatkan daya ikat
@ Menambahkan pengikat kering
@ Meningkatkan atau mengubah lubrikasi
@ Menurunkan atau menganti lubrikasi

CHIPPING DAN CRACKING
Chipping adalah tablet menjadi pecah sebagian, biasanya disekitar pinggiran. Hal ini disebabkan karena alat yang rusak. Sedangkan Cracking adalah retak ditengah-tengah dari tablet. Cara mengatasi hal ini adalah :
@ Mengkilapkan permukaan dari punch
@ Mengurangi ukuran granul
@ Mengganti punch yang telah rusak
@ Menambahkan pengikat kering.

MOTTLING
Mottling adalah keadaan dimana distribusi warna tablet tidak merata, dengan terdapatnya bagian-bagian terang dan gelap pada permukaan. Penyebab mottling adalah berbedanya bahan obat dengan bahan penambah atau hasil urai obatnya berwarna.
Cara mengatasinya adalah :
@ Mengganti sistem pelarut
@ Menganti sistem pengikat
@ Menurunkan suhu pengeringan
@ Mengurangi ukuran granul















3 komentar: